Kasus Pacaran Ala Bocah Indonesia Yang Berakhir Tragis
Entah kurangnya pengawasan dari Orang renta atau gaya hidup 'ikut-ikutan' dari efek sinetron percintaan yang akhir-akhir ini banyak ditayangkan dalam akses TV Indonesia. Mereka mengenal Cinta terlalu dini. Belum bisa membedakan antara cinta dan nafsu sesaat hingga nekat untuk melaksanakan hubungan 'dewasa' layaknya sepasang suami istri.
4 Kasus pacaran ala bocah di Indonesia yang berakhir tragis mengenaskan ini berawal dari gaya pacaran berlebihan hingga momok angker itu tiba, kehamilan diluar kesepakatan nikah yang tentu saja tak pernah mereka harapkan. Tak ada keberanian untuk memberitahukan perihal 'kesalahan' ini kepada orang renta mereka hingga mereka khilaf dan berfikir pendek dengan mengakhiri hidup sang kekasih hati. Berikut 4 masalah pacaran ala bocah di Indonesia yang berakhir tragis mengenaskan:
1. Cemburu Buta, Gadis Sekolah Menengah Pertama Tewas Digetok Palu oleh Pacarnya
Masalah fenomena percintaan yang terjadi pada anak-anak kecil dibawah umur butuh penanganan khusus, mereka jangan dimarahi, jangan di bully. Sebagai orang yang lebih remaja harusnya kita membimbing mereka semoga tidak keluar dari rule agama, menasehati semoga mengerti batasan-batasannya.
Pasalnya, tiap waktu selalu terjadi kekerasan yang melibatkan remaja latar belakangnya yakni asmara yang bagi kita sepele. Bahkan kadang persoalan tersebut berbuntut kepada pembunuhan menyerupai yang dilakukan bocah Sekolah Menengah Pertama asal Bandung ini. Diduga alasannya yakni cemburu sang kekasih memiliki pacar baru, SF tega menghabisi nyawa gadis belia berjulukan Fricilia Dina.
Mirisnya lagi, SF melakukannya dengan sebuah martil dan menghantamkannya ke kepala korban hingga meninggal. Kasus ini pun risikonya ditangani oleh pihak kepolisian setempat yang telah berhasil menciduk pelaku tak kurang dari setengah hari sesudah kejadian. Polisi masih belum bisa tetapkan sanksi bagi sang pelaku alasannya yakni masalah ini masih dalam tahap penyelidikan. Tak hanya pembunuhan, pelaku juga sempat membawa smartphone korban sebelum risikonya melarikan diri.
2. Cewek Sekolah Menengah Pertama Dibunuh Kekasihnya Karena Minta Dinikahi
Bulan Juni 2013 kemudian sempat marak isu memilukan ihwal seorang bocah Sekolah Menengah Pertama yang tega membunuh pacarnya yang sebaya di rumahnya sendiri. Alasannya sendiri diduga alasannya yakni remaja berusia 15 tahun itu kaget sesudah sang kekasih menyampaikan ia hamil. Kalap dan tak bisa menahan amarah, bocah bernisial IF asal Tulungagung ini pun menghabisi FHM dengan cara menjeratnya dengan tali pramuka. Kehabisan nafas, korban pun risikonya meninggal di tempat. Panik, IF pun buru-buru mengubur sang kekasih di sebuah pekarangan belakang rumah seorang warga.
Sedangkan baju-baju korban dibuang ke sebuah kawasan sampah yang tak jauh dari lokasi penguburan. Curiga melihat sebuah gundukan, salah seorang warga pun berinisiatif menggalinya. Betapa kagetnya, ketika yang ditemukan yakni sesosok gadis setengah telanjang yang tangannya terikat kawat. Kasus ini pun risikonya dilimpahkan ke pihak kepolisian setempat. Tak hingga 3 jam sesudah inovasi mayit korban, pelaku pun dibekuk. IF pun diganjar 15 tahun penjara sesuai dengan UURI Nomor 23 tahun 2002. Mirisnya lagi, ternyata si korban ini tidak hamil melainkan hanya terlambat menstruasi saja.
3. Siswa Sekolah Menengah Pertama menikam Perut Hamil Pacarnya
Kembali seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama berbuat brutal terhadap kekasihnya sendiri. Kali ini menimpa seorang remaja berinisial LBM asal Tapanuli Utara. LBM mendatangi pelaku yang berinisial PHB dan menyampaikan kalau dirinya tengah mengandung anak si bocah Sekolah Menengah Pertama itu. Keduanya pun sempat berunding dan risikonya oke kalau mereka akan menggugurkan kandungan. Ketika menuju kawasan yang dimaksud, kedua sejoli ini terlibat laga ekspresi hingga puncaknya PHB mengambil pisau yang tampaknya sudah disiapkannya dan menikam perut korban.
Sang pelaku pun kabur meninggalkan korban yang kemudian meminta tolong kepada warga setempat. Korban risikonya sempat ditolong dan kepolisian pun segera meluncur untuk membekuk pelaku. Tak usang setelahnya, sang pelaku pun tertangkap di rumahnya sendiri. Di depan penyidik remaja tanggung ini mengungkapkan jikalau dirinya kalut dan gundah harus melaksanakan apa. Hingga risikonya ia pun dengan tega menikam perut kekasihnya sendiri. Polisi pun mengganjar si bocah Sekolah Menengah Pertama ini dengan UU kitab undang-undang hukum pidana Pasal 361 Ayat 2 Tentang Penganiayaan Berat.
4. Remaja Sekolah Sekolah Menengah kejuruan Melempar Pacarnya yang sedang Hamil Ke Sungai
Jika seorang bocah Sekolah Menengah Pertama saja sudah berani melaksanakan hal-hal gila menyerupai di atas, maka tak perlu ditanya lagi bagaimana kelakuan remaja SMA/SMK. Tentu saja tak jauh beda bahkan seringkali lebih amoral. Seperti yang dilakukan seorang pelajar asal Jawa Barat Berinisial HR ini. Ia tega membunuh kekasihnya sendiri yang masih Sekolah Menengah Pertama dengan melemparnya ke sebuah sungai.Alasannya, lagi-lagi hamil di luar nikah. Seperti yang dijelaskan oleh pelaku ketika diperiksa oleh kepolisian setempat. Ia mengaku kaget dan gundah gara-gara sang kekasih ini hamil 4 bulan. Hingga risikonya ia merencanakan pembunuhan keji tersebut.
Pada suatu sore tersangka mengajak jalan-jalan korban dengan menyusuri sebuah jembatan di Desa Cisalada, Purwakara, kawasan asal keduanya. Kemudian tanpa berpikir panjang, HR pun mendorong sang kekasih dari atas jembatan yang tingginya kurang lebih 50 meter itu. Setelah melaksanakan eksekusi, pelaku kemudian kabur meninggalkan lokasi. Beruntung bagi korban, alasannya yakni ia masih bisa diselamatkan sesudah berteriak. Gadis Sekolah Menengah Pertama ini hanya menderita patah tulang tangan dan kaki saja. Tapi malang bagi HR alasannya yakni ia risikonya tertangkap sehari selang planning keji tersebut. Karena masih tergolong anak-anak, maka HR hanya mendapat sanksi penjara 15 tahun saja.
Sahabat kejadiananeh.com miris terdengar memang "kasus pacaran ala bocah Indonesia yang berakhir tragis mengenaskan" ini. Siapakah yang harus disalahkan? Mereka anak-anak yang berbuat khilaf, kurang pengawasan orang tua, ketegasan pemerintah atau kita yang kurang peka dan peduli terhadap persoalan sosial. Jangan hingga permasalahan ini hanya sebatas wacana saja, mulai membenahi dimulai dari lingkungan keluarga sendiri.
Referensi kaskuser_Agan approve.cc via boombastis.com